Pada masa Purba, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat saat itu, karya seni terjelma dalam lukisan jari-jari tangan dan hewan buruan dan simbol-simbol lainnya pada dinding-dinding gua. Simbol itu dimaksudkan untuk melambangkan kepercayaan dan sarana peribadatan masyarakat pada masa itu untuk berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Pada masa Hindu Budha, karya seni sangat dipengaruhi oleh nilai- nilai Hindu Budha, seperti tampak pada patung-patung yang terdapat di berbagai candi-candi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Bali dan kawa Tengah, yang menggambarkan para dewa dengan beberapa hiasan yang memiliki makna penting bagi masyarakat Hindu Budha, seperti Padma Teratai, Swatika, Kalamakara dan Kinnara.
Pada masa Islam, sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat yang sangat kental dengan nilai-nilai agama Islam maka lahir karya seni yang merefleksikan simbol-simbol dan nilai-nilai Islam. Contohnya, adalah kaligrafi yang terdapat pada berbagai iptek manusia, seperti belati, tombak, pedang dan panji-panji, pada bidang musik kita mengenal rebana yang identik dengan musik bernuansa Islam.
Masuknya bangsa Barat ke Indonesia juga mempengaruhi karya seni Indonesia. Masyarakat Indonesia mulai memasuki masa modern. Sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat maka seni yang berkembang adalah seni musik di samping berbagai jenis musik lainnya. Sumbangan nilai Barat terhadap seni masyarakat Indonesia adalah oktaf, ritme, dan nada, yang sering membawakan nilai-nilai kesetaraan, kemerdekaan dan kebebasan.
Dintinjau dari perkembangan seni, masa ini masyarakat Indonesia memasuki masa postmodern. Jenis dan bentuk seni terus mengalami perkembangan, eksperimen seni diadakan. Muncul seni kontemporer melengkapi seni yang sudah mapan. Seni post modern membawa struktur perasaan yang mencerminkan nilai-nilai masyarakat pendukungnya. Menurut Chris Baker (2005), struktur perasaan post modern adalah :
- Pengertian akan ciri hidup yang fragmentaris, ambigu, dan tak pasti
- Kesadaran akan sentralisasi hal-hal yang mungkin terjadi.
- Pengakuan terhadap perbedaan.
- Percepatan laju kehidupan.
Seniman
baik dalam arti semua orang atau orang yang menghasilkan karya seni
pada hakekatnya melakukan kegiatan berkesenian sebagai aktualisasi
situasi masa kini yang dihadapi oleh masyarakat. Seniman yang
menghasilkan lukisan wanita yang sangat cantik mungkin sedang
mengaktualisasikan rasa cintanya yang sangat besar terhadap wanita.
Setiap orang pada dasarnya memiliki rasa cinta, itulah sebabnya
lukisan itu disukai setiap orang.
Seniman
yang menghasilkan lukisan alam yang penuh kedamaian hendak
menyampaikan pesan betapa baiknya hidup dalam damai, hal ini
sekaligus sebagai protes terhadap ketidakdamaian yang terjadi di
masyarakatnya, dan sebagainya. Dan hampir semua seniman melakukan
kegiatan seni dengan melihat pada situasi dan kondisi masyarakatnya.
Karya seni adalah pujian, protes dan aktualisasi terhadap/dari
situasi dan kondisi masyarakat.
Berdasarkan
uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hubungan seni, seniman dan
masyarakat adalah:
- Masyarakat selalu memiliki seni yang dilahirkan oleh beberapa senimannya.
- Masyarakat adalah sumber inspirasi bagi seniman dalam melahirkan karya seni.
- Karya seni adalah sarana seniman untuk mengkritik dan memperbaiki keadaan masyarakatnya.
0 Response to "Hubungan Seni, Seniman dan Masyarakat"