1.
Orang beragama
Hal
pertama yang perlu kalian ketahui adalah masyarakat mempunyai
kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk kelangsungan hidup dan
pemeliharaannya sampai batas minimal. Kedua, agama berfungsi memenuhi
sebagian di antara kebutuhan-kebutuhan itu meskipun terdapat
kontradiksi-kontradiksi dan ketidakcocokan dalam cara memenuhi
kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Agama
telah membantu mendorong terciptanya persetujuan mengenai sifat dan
isi kewajiban-kewajiban sosial tersebut dengan memberikan nilai-nilai
yang berfungsi menyalurkan sikap-sikap para anggota masyarakat an
menetapkan isi kewajiban-kewajiban sosial mereka. Dalam peranan ini
agama telah membantu menciptakan sistem-sistem nilai sosial yang
terpadu dan utuh.
Alasan-alasan
yang kuat untuk mempercayai bahwa agama juga memainkan peranan vital
dalam memberikan kekuatan memaksa yang mendukung dan memperkuat adat-
istiadat. Dalam hubungan ini patut diketahui bahwa sikap mengagungkan
dan rasa hormat, terutama yang berkaitan dengan adat-istiadat (moral)
yang berlaku, berhubungan erat dengan perasaan-perasaan kagum
ditimbulkan oleh yang sakral itu sendiri.
Menurut
Max Heirich, ada empat faktor yang mendorong orang masuk atau pindah
agama, yaitu:
a.
Faktor Pengaruh Ilahi
Seseorang
atau kelompok masuk atau pindah agama karena didorong oleh karena
karunia Allah dalam ajaran Islam disebut hidayah Allah. Tanpa adanya
pengaruh khusus dari Allah orang tidak sanggup menerima kepercayaan
yang sifatnya radikal mengatasi kekuatan insani. Dengan kata lain
untuk berani hidup baru dengan segala konsekuensinya diperlukan
bantuan istimewa dari Allah yang sifatnya cuma-cuma. Tetapi secara
pengetahuan sosial, pengaruh supra empiris ini tidak dapat terjangkau
sehingga bidang tersebut tidak menjadi wewenang pengetahuan sosial
untuk menjelaskannya.
b.
Adanya Pembebasan dari Tekanan Batin dari Kalangan Ahli Psikologi
Tekanan
batin itu sendiri timbul dalam diri seseorang karena pengaruh
lingkungan sosial. Orang lain mencari jalan keluar dengan mencari
kekuatan lain yaitu masuk agama
c.
Adanya Situasi Pendidikan (Sosialisasi)
Sistem
pendidikan nasional di Indonesia mengharuskan setiap sekolah
diajarkan tentang agama. Pendidikan memainkan posisi yang kuat atas
terbentuknya disposisi religius yang lebih kuat.
d.
Adanya Aneka Pengaruh Sosial
Misalnya,
pengaruh pergaulan pribadi, orang di ajak masuk kumpulan yang sesuai
dengan seleranya oleh seorang teman yang akrab, dan lain- lain.
2.
Fungsi Agama/Religi dan Kepercayaan
a.
Agama dan Pemeliharaan Masyarakat
Secara
umum, masyarakat mempunyai kebutuhan-kebutuhan tertentu untuk
kelangsungan hidup dan pemeliharaanya sampai batas. Oleh karena itu
agama salah satunya adalah berusaha memenuhi kebutuhan itu meskipun
terdapat ketidakcocokan dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut.
Misalnya, melalui organisasi agama untuk memenuhi tuntutan masyarakat
akan sebuah informasi tertentu seperti larangan sebuah produk makanan
karena mengandung bahan yang tidak boleh dimakan. Melalui organisasi
agama, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan akan pengetahuan dan ini
mampu menciptakan pemeliharaan kepada masyarakat. Mengapa demikian?
Pertama,
agama telah membantu mendorong terciptanya persetujuan mengenai sifat
dan isi kewajiban-kewajiban sosial tersebut dengan memberikan
nilai-nilai yang berfungsi menyalurkan sikap-sikap para anggota
masyarakat dan menetapkan isi kewajiban-kewajiban sosial mereka.
Dalam peranan ini agama telah membantu menciptakan sistem nilai
sosial yang terpadu dan utuh.
Kedua,
terdapat alasan-alasan yang kuat bahwa agama juga telah memainkan
peranan vital dalam memberikan kekuatan memaksa yang mendukung dan
memperkuat adat-istiadat. Dalam hubungan ini patut diketahui bahwa
sikap mengagungkan dan rasa hormat, terutama yang berkaitan dengan
adat istiadat yang berlaku berhubungan erat dengan perasan kagum yang
timbul karena kesakralan itu sendiri. Misalnya, ketika bencana gempa
mengguncang di Laut Selatan, masyarakat berbondong- bondong melakukan
serangkaian kegiatan spiritual untuk sebuah keselamatan.
b.
Agama dan Pengintegrasian Nilai-nilai
Pernahkah
kalian memikirkan bahwa dengan agama dapat mendorong timbulnya
konsensus minimal yang penting bagi kelangsungan hidup masyarakat
tersebut jika mampu memahami bagaimana hubungan antara sikap-sikap
masyarakat dengan nilai-nilai sosial. Agama pada umumnya menerangkan
suatu fakta bahwa nilai-nilai yang ada dalam hampir semua masyarakat
bukan sekedar kumpulan nilai yang bercampur aduk tetapi membentuk
tingkatan (hierarki). Dalam hierarki ini agama menetapkan nilai-nilai
yang tertinggi. Nilai-nilai tertinggi berikut implikasinya dalam
bentuk tingkah laku memperoleh arti dari semacam hubungan yang
diyakini adanya antara anggota-anggota kelompok dengan Tuhan-Tuhan
atau benda-benda lain yang ditunjukkan oleh kepercayaan agama mereka.
Misalnya,
Tuhan sebagai nilai tertinggi dianggap sebagai bapak yang penuh kasih
sayang maka yang terkandung dalam nilai yang lebih tinggi ini
mempunyai hubungan langsung dengan kandungan nilai-nilai yang ada di
tengah yang lebih rendah dalam keseluruhan hirarki nilai itu. Yang
penting di antara nilai-nilai yang ada di tengah adalah nilai-nilai
yang diletakkan oleh anggota-anggota masyarakat terhadap sesama
anggota dan terhadap objek-objek material seperti uang atau tanah.
Karena itu, batasan tentang nilai-nilai tertinggi itu, agama telah
mengkordinasikan nilai yang bermacam-macam dan tampak tidak bertalian
dan tidak berarti menjadi sistem-sistem yang terpadu. Selanjutnya
integrasi nilai-nilai ini dengan penampilannya yang lebih dapat
dimengerti juga memperbesar kemungkinan bagai tercapainya konsensus
terhadap nilai-nilai tersebut.
c.
Peranan Agama di Bidang Sosial
Pada
perkembangannya, agama dan nilai keagamaan tidak mempengaruhi
masyarakat sebagai kekuatan-kekuatan dari luar semata- mata yang
menanamkan pengaruhnya terhadap umat manusia dari luar, sebagaimana
halnya dahulu. Nilai-nilai keagamaan memainkan peranan dalam
masyarakat hanya selama nilai-nilai tersebut dikenal dianggap cocok
dan diyakini oleh setiap anggota masyarakat.
Fakta
yang menunjukkan bahwa pengajaran nilai keagamaan baik eksplisit
maupun implisit merupakan bagian penting dalam pendidikan anak-anak
pada semua masyarakat, dan bahwa pengajaran ini dilaksanakan pada
saat nilai-nilai pribadi anak tersebut sedang dalam proses
pembentukan sampai tingkat tertentu setidaknya menjamin adanya
konsistensi antara nilai-nilai individu dan nilai-nilai agama.
Misalnya,
pendirian yayasan atau lembaga atas nama agama memberikan salah satu
peran bagi dunia pendidikan dengan mendirikan sekolah atau pondok
pesantren bagi peningkatan kualitas moral bangsa dengan keseimbangan
pengetahuan agama dan umum.
d.
Agama dan Situasi Ketegangan
Berbagai
persoalan yang selalu datang kepada manusia sangat terlihat sekarang
ini. Datangnya bencana alam dan krisis moneter dalam masyarakat
mendorong manusia untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan sesuai
agamanya. Di dalam masyarakat secara umum terlihat bahwa segala
sesuatu berjalan lancar, kewajiban-kewajiban sosial terlaksana secara
normal maka dapat dikatakan bahwa semua kondisi berada di jalan.
Ditengah itu semua sangat memungkinkan manusia untuk selalu berusaha
mendapatkan yang lebih baik. Tetapi ada kalanya manusia mengalami
situasi yang tidak direncanakan dan menimbulkan situasi yang penuh
ketegangan bagi kehidupannya. Situasi ini kadangkala tidak dapat
diselesaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
sehingga manusia beralih kepada agama untuk mengatasi situasi ini.
Manusia
dimanapun berada harus menyesuaikan diri dengan peristiwa yang tidak
dapat diramalkan ataupun dikuasai. Dengan demikian agama dapat
dianggap sebagai salah satu cara yang paling penting bagi manusia
untuk menyesuaikan diri dengan situasi-situasi yang penuh ketegangan
itu.
Dalam
hal ini situasi yang penuh ketegangan dapat dibagi menjadi dua
kategori, yaitu:
- Situasi di mana individu atau kelompok dihadapkan dengan hilangnya orang-orang lain yang penting bagi mereka. Kehilangan ini mungkin untuk selama-lamanya seperti dalam kasus kematian atau mungkin kehilangan yang lebih bersifat sementara karena kegagalan sekelompok orang dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban bersama yang diserahkan kepada mereka.
- Situasi di mana kekuatan-kekuatan alam yang sebagian besar tidak dapat dikuasai dan diramalkan bisa membahayakan kebutuhan vital masyarakat yaitu persediaan makanan dan kesehatan. Pengaturan terhadap pertanian dan timbulnya wabah penyakit telah merupakan masalah-masalah pokok yang penting bagi tingkah laku keagamaan pada semua masyarakat.
Dari
berbagai fungsi agama dalam masyarakat, jasa terbesar agama adalah
mengarahkan perhatian umat manusia kepada masalah mahapenting yang
selalu menggoda yaitu masalah 'arti dan makna' (the problem of
meaning). Manusia membutuhkan bukan saja pengaturan emosi tetapi juga
kepastian kognitif tentang perkara-perkara yang tidak dapat dielakkan
dari pikirannya yaitu kesusilaan, disiplin, penderitaan, kematian,
serta nasib terakhir. Terhadap persoalan tersebut agama menunjukkan
jalan dan arah kemana manusia mencari jawabannya.
Berbagai
jawaban yang dimunculkan berhenti pada suatu tempat terakhir dari
segala kejadian di dunia yang berada dalam dunia supra empiris yang
tidak dapat dijangkau tenaga inderawi maupun otak manusiawi sehingga
tidak dapat dibuktikan secara rasional melainkan harus diterima
kebenarannya tanpa menyingkirkan arti dan makna eksistensinya sendiri
dan dunia seluruhnya.
Agama
telah meningkatkan kesadaran yang hidup dalam diri manusia akan
kondisis eksistensinya yang berupa ketidakpastian dan ketidakmampuan
untuk menjawab masalah hidup. Agama menunjukkan penyelesaiannya
secara memuaskan kalau manusia mau menerima nilai- nilai terakhir dan
tertinggi.
Selain
fungsi-fungsi tersebut di atas dapat dijelaskan menurut
Hendropuspito, bahwa fungsi agama bagi kehidupan manusia dan
masyarakat adalah sebagai berikut:
1)
Fungsi Pendidikan
Dalam
hal ini fungsi pendidikan mencakup dua hal yaitu tugas pengajaran dan
tugas pembimbingan. Dalam menjalankan fungsi pengajaran dan
pembimbingan, agama menyampaikan ajarannya dengan perantara pemimpin
agama seperti dalam upacara keagamaan, khotbah, renungan (meditasi),
pendalaman rohani, kebaktian, misa, dan sebagainya.
2)
Fungsi Penyelamatan
Agama
mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk
mencapai kebahagiaan yang terakhir dan pencapaiannya mengatasi
kemampuan manusia secara mutlak karena kebahagiaan itu berada di luar
batas kekuatan manusia. Hal ini dapat kita temui ketika manusia
mendapatkan cobaan seperti bencana alam. Dalam menghadapi hal
tersebut manusia kembali kepada Tuhan untuk meminta pertolongan- Nya
melalui agama yang dipercayainya.
3)
Fungsi Pengawasan Sosial
Agama
merasa ikut bertanggungjawab atas adanya norma-norma susila yang baik
yang diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama
menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik
sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk
ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Agama memberi juga sanksi
yang harus dijatuhkan kepada orang yang melanggarnya dan mengadakan
pengawasan yang ketat atas pelaksanaanya.
4)
Fungsi Memupuk Persaudaraan
Melalui
agama, masing-masing mampu mempersatukan sekian banyak bangsa yang
berbeda ras dan kebudayaannya dalam satu keluarga besar dimana mereka
menemukan kedamaian dan ketentraman. Dengan demikian melalui agama,
perdamaian di dunia yang didambakan oleh setiap insan untuk sebagian
sudah mulai terwujud.
5)
Fungsi Transformatif
Bahwa
agama-agama diharapkan semua pihak yang menyadari masalahnya secara
mendalam untuk mengadakan perubahan khususnya instansi keagamaan
sendiri memiliki kesadaran yang mendalam bahwa mereka mendapat tugas
dari pendirinya untuk mengubah dunia. Tugas transformatif bagi setiap
agama tercantum dalam ajarannya terutama agama-agama modern yang juga
menamakan dirinya agama universal.
Dalam
menjalankan kehidupan bermasyarakatnya dan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidupnya, manusia selain menggunakan penjelasan
secara rasional dan ilmiah membutuhkan peran agama untuk memberikan
penjelasan tentang sebuah hal yang bersifat supra empiris. Ini sangat
penting karena kebutuhan manusia juga mencakup dua hal yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Agama mampu memberikan peran
cukup besar bagi perkembangan sejarah manusia dari mulai masyarakat
pra sejarah sampai pada masyarakat modern.
0 Response to "Fungsi Agama dan Kepercayaan"